Cara Bedakan Wartawan Benaran Dengan Wartawan Abal-abal
RealitaNews.Online - Seiring perkembangan zaman, bermunculan profesi-profesi baru yang sebelumnya mungkin belum ada.
Ada pula profesi yang mengalami perubahan signifikan karena adanya perkembangan zaman. Salah satunya profesi jurnalis. Zaman dulu, jurnalis hanya sebatas untuk media cetak dan elektronik.
Namun saat ini, media online berkembang sangat banyak. Jurnalisme online adalah “jurnalistik masa depan” (future journalism) yang terus berkembang seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Observasi status update media sosial, trending topic, viral, lalu diolah menjadi sebuah berita merupakan hal baru di dunia jurnalistik atau kewartawanan.
"Lalu apa saja yang bisa diketahui para user, user adalah sebutan bagi pembaca media online (pengguna) bahwa sebuah berita diterbitkan oleh wartawan yang belum tersertifikasi dan perusahaan pers (media) yang belum terverifikasi di Dewan Pers. Cara sederhana dapat dilihat dari pemilihan kata yang dijadikan kalimat, penggunaan huruf besar untuk menyebutkan Instansi, Nama Pejabat/Orang, Nama Daerah dll, suntting atau penyuntingan selalu terjadi dari media yang sudah terverifikasi".
Sebab, kata Heni, tak sedikit para Kepala Desa maupun perangkat desa yang mengeluhkan kebiasaan mereka yang sering didatangi orang-orang yang mengaku sebagai wartawan. Namun, kata Heni, orang-orang yang mengaku sebagai wartawan itu tidak melakukan tugas dan fungsi seorang jurnalis melainkan hanya mencari-cari kesalahan dan meminta uang.
“Saya tegaskan orang-orang yang sering datang ke desa dan meminta uang, itu bukan wartawan. Itu oknum yang mengaku-ngaku sebagai wartawan,” kata Heni seraya disambut tepuk tangan ratusan peserta yang hadir. (PWI KBB Gelar Seminar Peran Media dalam Pembangunan)
Dijelaskan Heni, seorang wartawan atau jurnalis beneran selalu menjalankan tugas dan fungsinya yakni mencari dan menyajikan informasi untuk masyarakat dengan cara-cara profesional dan bermartabat. Sebab seorang jurnalis yang baik, dia selalu memegang etika atau kode etik jurnalistik.
Ia menambahkan, seorang wartawan profesional ketika memberitakan pun selalu memperhatikan aturan main, diantaranya keberimbangan berita (cover both side) dan selalu memverifikasi kebenaran suatu informasi sebelum dipublikasikan. Hal itu berbeda dengan wartawan abal-abal yang asal memberitakan tanpa memperhatikan aturan-aturan yang berlaku, tutup Heni
(Foto : kredit Sumber)