Penanganan Konflik Galian C Membutuhkan Rasionalitas Yang Tinggi
RealitaNews Online - Desa Jatidukuh - Pada kehidupan bernegara pasti ada yang namanya kebijakan. Salah satunya adalah kebijakan publik, tak terkecuali dalam wilayah lebih kecil yaitu Desa. Imbas dari demo sekelompok warga Dusun Seketi hari Jumat 01 Juli 2022 terhadap Galian C, meminta galian dihentikan ditutup, Kepala Desa Jatidukuh Zainal Arifin pada saat demo menyampaikan akan diadakan pertemuan di Balai Desa hari Senin 04 Juli 2022 antara sekelompok warga yang menggandeng LSM yang tidak menginginkan adanya Galian C dengan kelompok warga yang ingin menerima kompensasi dari Galian C untuk pembangunan fasilitas umum di Dusun Seketi.
Senin 04 Juli 2022 di Balai Desa Jatidukuh pada pukul 10.00 WIB para undangan sudah hadir begitu juga dari pengusaha Galian C dan keamanan dari kepolisian. Pada pukul 10.45 WIB acara dimulai, yang semula dijadwalkan akan dilakukan pertemuan musyawarah atau mediasi namun Kepala Desa Jatidukuh Zainal Arifin menyampaikan sikap atau kebijakan MENUTUP GALIAN C di DUSUN SEKETI. Sampai berita ini dipublikasikan belum diketahui apa yang mendasari, terkesan Kepala Desa mengabulkan permintaan sekelompok warga yang menggandeng LSM.
Sementara kelompok yang menginginkan kompensasi untuk warga Dusun Seketi merasa kecewa atas keputusan Kepala Desa yang dianggap sepihak.
Secara terpisah awak media mengklarifikasi Lerry tentang kompensasi, kompensasi sudah dibagikan mulai Senin 27 Juni 2022 dan dijadwalkan rampung pada hari Senin 04 Juli 2022, pembagian kompensasi ini sudah diketahui oleh Kepala Desa Jatidukuh dan juga Kepala Dusun Seketi.
Ulas Lerry, pemecahan masalah tuntutan pendemo sepenuhnya bergantung kepada kebijaksanaan Kepala Desa, pemuka adat dan tokoh masyarakat, namun kesempatan untuk menyampaikan pandangan wawasan tentang Galian C tidak bisa karena setelah Kepala Desa selesai menyampaikan pengumuman acarapun selesai.
Penanganan konflik pertambangan/galian c membutuhkan rasionalitas yang tinggi. Tidak cukup membahas tentang tuntutan pendemo saja.
Apa yang terjadi?
Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Kapan peristiwa itu terjadi?
Di mana peristiwa itu terjadi? dan
Bagaimana peristiwa itu terjadi?
Urutan pertanyaan ini jika dijawab sesuai fakta maka APH akan menemukan "pelaku". Sebenarnya tanpa pola inipun kita sudah paham Apa dan Siapa tinggal mau atau tidak.
Masih dalam suasana HUT BHAYANGKARA KE 76 dengan Tema Polri yang Presisi Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural untuk mewujutkan Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh.
Jika masalah Galian C tidak ada penyeleseain tidak berproduksi tentunya ekonomi akan bergerak lebih lambat dalam skala kecil dan tidak berbanding lurus dengan tema Bhayangkara yang mendukung pemulihan ekonomi tutup Lerry.