Korp Wanita Angkatan Darat, Kowad TNI AD "Andika Perkasa"
Amelia Agrippina mengikuti Penerimaan Bintara TNI AD TA 2022
Hari minggu 10 Juli 2022 Amelia mendaftar secara online untuk Penerimaan Bintara TNI AD TA 2022. Hari senin 11 Juli 2022 menyiapkan berkas dan mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian SKCK di Polwiltbes Surabaya. Hari selasa 12 Juli 2022 menyerahkan berkas ke Ajenrem 084 Dam V Brawijaya Jl. Krembangan Barat No.65, Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60175,
Hari senin 18 Juli 2022 Menyerahkan kelengkapan persyaratan dan ukur tinggi dan berat badan di Ajenrem V Dam Brawijaya Amelia memenuhi persyarayan dan mendapatkan nomor untuk mengikuti tes Penerimaan Bintara TNI AD TA 2022
Hari jumat 22 Juli 2022 tes kesehatan di Kodam V Brawijaya hasil pelaksanaan diumumkan pada hari berikutnya, hari sabtu 23 Juli 2022 tes Jasmani, hasil tes diumumkan hari Rabu 27 Juli 2020. Amelia Agrippina belum beruntung untuk kedua kalinya karena di tahun 2021 juga pernah mengikuti.
Pertanyaan yang mendasar oleh orang tua Amelia Agrippina yaitu Novendri Yusdi adalah jika Amelia dinyatakan kelebihan berat badan, tentunya saat timbang badan dan mengukur tinggi badan di Ajenrem Dam V Brawijaya sudah ditolak pemberkasannya dan perlu juga kita pahami bahwa Amelia Agrippina adalah atlit judo yang bertanding dikelas 70Kg, (tentunya berbeda seleksinya dengan peserta umum) bicara tentang menaikan dan menurunkan berat badan bukanlah hal yang sulit bagi seorang atlit, kami yakin hal ini sangat dipahami oleh Jenderal TNI Muhammad Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D. yang selalu menjaga kebugaran tubuh disela kesibukannya.
Tidak niat menggurui atau mendikte kata Novendri Yusdi, sudah sepatutnya masing masing instansi bersinergi seperti Koni dengan TNI POLRI, Koni dengan BUMN, Koni dengan Sekolah atau Universitas, tidak jarang kita dengar seorang atlit terkendala masuk sekolah atau Universitas karena persyaratan nilai, seorang atlit mencurahkan seluruh waktu dan perhatian untuk cabang olah raga yang digeluti tentu saja akan mempengaruhi hasil nilai akademiknya, jadi kami berharap para penentu dan pembuat kebijakan dapat merujuk dari hal yang kami sampaikan ini.
Tidak bisa dipungkiri atlit di negara kita disanjung hanya saat mereka produktif membanggakan Provinsi atau Negara, setelah mereka tidak lagi bisa bertanding karena faktor umur maka dapat kita lihat atau kita baca karir atau profesi yang mereka geluti, jauh dari harapan atau tidak sebanding dengan perjuangannnya saat mengibarkan bendera merah putih di negara lain.
Semoga tulisan ini memberi manfaat dan membuka wacana bagi para petinggi negri ini, kalau tidak dimulai dari sekarang kapan lagi? Kami yakin Jendral Andika Perkasa peduli hal ini, Novendri Yusdi mengakhiri penjelasannya (NY)